SEJARAH SINGKAT PERISTIWA
PERLAWANAN RAKYAT MALOMBA KECAMATAN DONDO KAB. TOLITOLI TERHADAP PEMERINTAH
JEPANG TANGGAL 18 JULI 1945
Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa indonesia
selama 350 tahun dijajah oleh bangsa belanda. Nanti pada akhir tahun 1941, pemerintah
belanda menyerah kepada pemerintah jepang.
Pemerintah jepang mulai berkuasa di Indonesia awal
tahun 1942. Pada permulaan pemerintahan
jepang tehadap bangsa Indonesia sangat baik. Sampai adanaya jembatan dari
pemerintah jepang, indonesai – jepang sama-sama.
Tapi setelah pemerintahan jepang berjalan 2 tahun di
Indonesia mulailah mengganas. Dalam menjalanjkan pemerintahan. Masyarakat
dipaksa bekerja untuk kepentingan jepang, ada keslaahan sedikit dilakukan oleh
masyarakat maka diadakan hukuman (pemukulan), kemudian masyarakat dipaksa
berkebun dan bertani. Hasilnya 75 % diambil oleh pemerintah jepang, sehingga
akibatnya masyarakat kesulitan makanan dan juga pakaian.
Pokoknya selama pemerintahan jepang, masyarakat
menderita kehidupannya. Akhir bulan juli 1945 seorang penduduk malomba yang
merantau kurang lebih 30 tahun di kalimantan, bernama Tantong Karonjani kembali
ke malomba. Oknum inilah yang membawah berita bahwa pemerintah jepang telah
menyerah terhadap pemerintah sekutum(amerika, Inggris, Belanda).
Dasar berita inilah masyarakat malomba, yang selama
ini sangat menderita, mendorong untuk mengadakan musyawarah dengan maksud
melawan kepada pemerintah jepang.
Awal bulan juli 1945 masyarakat malomba mengadakan
musyawarah dipimpin oleh Tantong karonjoni, musyawarah dilaksanakan dirumah
bapak Radjaili yang pada saat itu sebagai ketua partai Syarikat Islam. Hadir
dalam musyawarah ada dua suku bangsa yaitu suku Dondo dan suku Bugis semuanya
penduduk desa Malomba (kurang lebih 50 orang).
Dalam musyawarah menghasilkan sebagai berikut :
1. Masyarakat
malomba harus mengadakan perlawanan kepada pemerintah jepang.
2. Penjagaan
dibahagi dua yaitu arah timur dan arah barat.
3. Arah
timur dipimpin oleh Baula (suku Dondo)
4. Arah
barat dipimpin oleh Lasainong (suku Bugis)
Dengan catatan : jika musuh masuk dari arah timur
maka arah barat membantu demikian sebaliknya.
Sekitar tanggal 7 juli 1945 mulailah masyarakat
Malomba mengadakan aksi hasil musyawarah yaitu menangkap dan mengikat tiga
orang Polisi jepang yang bertugas dimalomba yaitu Jos Pasla, Kare dan Manapo.
Ketiga orang Polisi yang ditangkap ini diserahkan kepada kepala kampung Malomba
(Logarodi). Tanggal 10 Juli 1945 ketiga polisi yang dalam pengawasan kepala
kampung ini sempat melarikan diri. Manapo lari ketarakan kere lari ke Bambapula
(dibunuh oleh masyarakat Bambapula) dan Jos Pasla lari ke Tolitoli. Yos Pasla
inilah yang melaporkan kepada atasannya (pemerintah jepang).
Dengan dasar laporan ini pemerintah jepang
mempersiapkan pasukan untuk menggempur masyarakat malomba. Turut dalam
rombongan pemerintah jepanhg itu ialah : Imaki
Ken Kanrikan (Bupati), Raja Tolitoli H. Moh saleh Bantilan, jum Po Co (Kepala
Polisi) Danres dan Dua regu anggota polisi Jepang.
Rombongan berangkat dari Tolitoli menggunakan perahu
turun di Malala, Langsung ke Tinabogan dan tepat hari kamis 18 Juli 1945 tiba
di malomba jam 11 siang inilah puncak
peristiwa. Rombongan pemerintah jepang pada saat itu disambut oleh
masyarakat Malomba kurang Lebih 20 orang termasuk Lanoni, Bebelan, Taniangka,
Mangi Darinong, Abd. Wahab, H. Hansah DLL. Setelah bertemu dan berhadap-hadapan
antara masyarakat dan Pemerintah Jepang, Jum po Co (kepala Polisi) Danres
memberi Isyarat supaya masyarakat duduk dan senjata (parang) harus dibuang
jauh-jauh. Sesudah masyarakat duduk semua dan parang masing-masing mereka sudah
buang, berarti keadaan dalam suasana aman, seorang polisi jepang bernama hamlet
semen membuang tembakan keatas tanda aman. Tapi masyarakat sama sekali tidak
mengetahui keadaan sedemikian itu, mereka mengertikan sudah mereka yang
ditembak, tidak berpikir panjang lebar lagi langsung mengamuk. Lanoni langsung
memotong Imaki Ken Kanrikan, Bebelan menikam JumPoco, suasana sudah kacau
balau. Dalam keadaan demikian itu Imaki Ken Kanrikan dan Lanoni mati ditempat
sedang bebelan dan H. Hamsah luka parah, tapi masih sempat menyingkirkan diri
ketempat yang aman. Lanoni di makamkan di Desa Ogogasang dan Imaki Ken Kanrikan
di Desa Tinabogan. Desa malomba pada saat itu tidak aman, banyak masyarakat
yang menyelamatkan diri sampai-sampai lari ke pantai timur (swapraja Moutong).
Satu bulan kemudian Pemerintah Jepang mengadakan
operasi dan penangkapan kepada semua anggota pemberontak. Tantong Madayuni dan
beberapa kawan sempat menyelamatkan diri kembali ke kalimantan dan nanti
meninggal dunia tahun 1985, di pulau Duawan Kab. Berau.
Sedangkan Bebelan, Taniangka Mangi Darinong, Muhsin,
H. Hamsah, Amat, Baco Lena, Abd. Wahab, Usman, Adam Labada dan Labuoku (Ambo
Ratu) ditangkap dan dibawah ke Tolitoli, langsung diadili. Keputusan dari pengadilan
Jepang kepada 11 orang penduduk malomba tersaebut dijatuhi hukuman mati
(dipancung) dikaki gunung Panasakan Kab. Tolitoli, sedangkan 7 orang hanya
disiksa oleh pemerintah jepang selama 3 bulan di tansi polisi Tolitoli, mereka
ialah lamadu, Datu Radjaili, Jafar Bantilan, Baula, Patana dan Lasainong. Demi
diketahui oleh masyarakat Kab. Tolitoli umumnya, peristiwa 18 Juli 1945
diMalomba dapat menyelamatkan rakyat desa Nalu yang pada saat itu kurang lebih
1000 orang dalam tahanan jepang karena mereka dituduh sebagai mata-mata musu.
Karena rencana pemerintah jepang, sekembalinya Imaki Ken Kanrikan (bupati) dari
Malomba rakyat Nalu tersebut akan dipancung semua.
Tuhan Yang Maha Kuasa masih melindungi jiwa rakyat
Nalu yang sudah direncanakan oleh pemerintah jepang dibunuh.
Seandainya tidak ada perlawanan masyarakat Malomba
18 Juli 1945 itu pasti rakyat desa Nalu kurang lebih 1000 orang sudah dibunuh.
Berkat adanya peristiwa tersebut maka, selamatlah
rakyat Nalu dari Hukuman mati dari pemerintah jepang.
Demikian riwayat singkat dari Persitiwa 18Juli 1945
di Malomba, semoga mendapat sambutan positifyang layak dari masyarakat demi
generasi penerus.
Malomba
10 Juli 2011
Yang
membuat
H.
Mahmud Radjaili
Ketua
Majelis Adat Dondo
mantapp..Sda pernh dengr ceritax...kebetulan BekeQ(wkwkwk) mengalami kepahitan d'zaman itu..Dan berhasil melarikan diri k'gunung(Allahuallamm),syukurx beliau selamat,,,klw tdk?mungkin sya tdk liat Ni dunia..
BalasHapus*PutraMalomba
asslamualkum, sy sedang mencari2 artikel tentang dondo dan akhirnya sampai kelaman ini, 17 tahun lalu sy meninggalkan tanah dondo, semakin rindu setelah nemu postingan ini, terimakasih :)
BalasHapus